Kamis, 16 Desember 2010

MENUJU KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI DARWIN DALAM DUNIA SAINS

oleh Makrus Rifai pada 02 Agustus 2010 jam 13:28
Oeh: Makrus Rifai
Biology Education, Yogyakarta State University


Alam semesta beserta isinya telah diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar kita dapat mengambil pelajaran dengan adanya penciptaan tersebut. Pelajaran itu berupa keyakinan bahwa alam semesta memang ada yang menciptakan bukan tercipta secara kebetulan atau dengan sendirinya. Lain dengan teori evolusi yang dikemukakan Darwin, menurut Darwin ( 2004:139 ) semua spesies atau makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama. Spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies muncul dengan cara ini. Sebagai contoh, menurut Darwin ikan paus berevolusi dari beruang yang mencoba berburu di laut. Menurut teori tersebut, perubahan ini berlangsung sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang sanga lama.
Kendatipun doktrin evolusi Darwin telah berkembang lebih mendalam pada adad 19. Yang menjadikan teori tersebut sebagai bahasan terpenting dalam dunia ilmiah adalah kemunculan buku The Origin of Species karya Charles Darwin. Dalam buku ini, Darwin mengingkari penciptaan spesies yang berbeda – beda jenis secara terpisah oleh Allah, seraya mengatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama, kemudian berkembang dalam kurun waktu yang sangat lama melalui perubahan bentuk sedikit demi sedikit. Kalau memang demikian yang terjadi, seharusnya pernah terdapat banyak spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini, tetapi kenyataannya belum ada sampai sekarang.
Meskipun demikian , dalam ilmu pengetahuan teori evolusi Darwin masih terus dikaji, seperti dalam biologi yang salah satu isinya membahas teori evolusi Darwin secara mendalam. Dalam biologi menjelaskan bahwa nenek moyang manusia berupa kera yang sama sekali tidak memiliki pikiran atau naluri seperti pada manusia yang kemudian berubah perlahan – lahan menjadi manusia seperti kita. Perubahan kera menjadi manusia tidak mungkin terjadi, karena dalam biologi sendiri dijelaskan bahwa ikan, reptil, burung, kera, manusia dan sebagainya memiliki DNA yang berbeda dengan jenis informasi genetik yang berbeda pula. Sehingga tidak mungkin kera berubah menjadi manusia sementara kedua spesies ini memiliki struktur DNA dan informasi genetik yang berbeda.
Akan tetapi, untuk mempertahankan teorinya para evolusionis membuat alas an baru, mereka menganggap bahwa kandungan informasi dalam DNA berkembang dan mengalami diversifikasi perlahan – lahan melalui peristiwa kebetulan. Peristiwa kebetulan yang dimaksud adalah mutasi. “Mutasi adalah perubahan yang berlangsung di dalam DNA sebagai akibat dari radiasi atau reaksi kimia” ( Yahya,2003:34 ). Dengan mutasi rantai DNA menjadi rusak sehingga memindahkan beberapa pasangan basa di dalamnya. Kemunculan mutasi – mutasi secara tepat, yang memungkinkan suatu sepesies memenuhi kebutuhan merupakan hal yang sulit dipercaya. Namun, teori Darwin menyatakan lebih daripada itu, misalnya seekor hewan memerlukan beribu – ribu peristiwa mutasi pada saat yang tepat. Jadi, keajaiban berperan disini.
Selain itu, bukti kekeliruan teori evolusi Darwin terlihat jelas ketika dia menyatakan, bahwa hewan reptil seperti komodo, berasal dari seekor ikan yang mencoba naik ke daratan. Sehingga, berhasil beradaptasi dengan kehidupan di darat, dengan membentuk kaki untuk berjalan, yang berasal dari sirip untuk berenang. Hal ini tidak masuk akal, karena alat pernafasan ikan yang berupa insang hanya dapat digunakan di dalam air, dan tidak dapat berfungsi di darat. Sehingga, sebelum ikan berhasil membentuk kaki untuk berjalan terlebih dahulu mati karena tidak ada asupan oksigen di darat.
Jadi, teori evolusi Darwin dapat di patahkan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. Seakan – akan teori ini bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan. Kalaupun ada, teori evolusi ini tercipta dari hayalan – hayalan yang menghubungkannya dengan peristiwa kebetulan. Seperti yang telah terjadi pada evolusi kera menjadi manusia dan seekor ikan menjadi reptil, yang telah di jelaskan diatas. Memang tidak ada larangan untuk berhayal, tetapi sains tidak boleh terjerumus di dalamanya. Apalagi teori evolusi ini menentang adanya penciptaan makhluk hidup secara terpisah oleh Allah, yang akan terus melemahkan kepercayaan kita terhadap – Nya. Padahal sudah jelas, bahwa teori evolusi itu tidak benar kejadiannya. Hanya sebuah hayalan belaka dari para penganut paham evolusionis.




DAFTAR PUSTAKA
Darwin,Charles.1994. The Origin of Species. Terj.Tim Jurusan Biologi Universitas Nasional. Semarang: Yayasan Obor Indonesia.


Graham,Ian.2003. Dunia Sains Genetika. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


Yahya,Harun.2003. Rahasia DNA. Terj.The Miracle of Creation in DNA oleh Halfino Berry. Bandung: Dzikra.